kotak pencarian

Kamis, 04 Juni 2009

Ketika Hidup Digunakan Untuk Mengejar Uang Dan Jabatan


Ketika Hidup Digunakan Untuk Mengejar Uang Dan Jabatan


”Saat Anda Berbakti Pada Uang Dan Jabatan, Maka Nilai Tertinggi Kemanusiaan Anda Akan Memudar.” – Djajendra

Uang dan jabatan adalah dua hal yang bisa membuat seseorang melupakan banyak hal baik, atau membuat seseorang menjadi malaikat baik hati, yang menggunakan uang dan jabatannya untuk mensejahterakan orang banyak.

Ketika diri dipaksa hanya untuk hidup buat ambisi dalam mengejar uang dan jabatan, dengan melupakan niat tulus untuk mensejahterakan orang banyak, maka sesungguhnya diri telah diperdaya oleh nafsu untuk menikmati pesta duniawi dan melupakan kedamaian batin kemanusiaan.

Uang dan jabatan sangat mempermudah seseorang untuk bertindak memuaskan segala ambisi positif dan ambisi negatif dirinya. Uang dan jabatan tidak memiliki empati, yang punya empati itu adalah si pemilik uang dan jabatan. Jadi, segala kebaikan dan manfaatnya sangat tergantung kepada karakter dan niat baik si pemilik uang dan jabatan tersebut.

Kabar terbaik dari uang dan jabatan adalah energi yang dimiliki uang dan jabatan tersebut luar biasa hebat untuk membangun kemakmuran dan perdamaian buat orang banyak. Tetapi, kabar buruknya adalah bila uang dan jabatan itu berada di tangan orang yang serakah, maka kemiskinan dan kekacauanlah yang akan muncul disekitarnya.

Uang dan jabatan ditangan orang-orang jujur dan terbuka akan menjadi harta karun, yang membuat jantung ekonomi masyarakat berdetak dengan sehat. Di mana, masyarakat disekitar orang-orang jujur itu akan memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika uang dan jabatan berada ditangan orang-orang yang tidak jujur dan serakah, maka kebaikan dan rencana perubahan sehebat apa pun tidak akan memberikan kemakmuran dan kedamaian buat orang banyak. Uang dan jabatan akan menjadi hal yang bermanfaat buat kemakmuran ekonomi secara merata. Jika, orang-orang yang memiliki uang dan jabatan tersebut mampu menjadi alat yang efektif untuk menjalankan setiap proses ekonomi secara jujur, adil, terbuka, dan penuh tanggung jawab terhadap kehidupan orang banyak.

Tetapi, jika para pemilik uang dan jabatan secara serakah memanfaatkan setiap titik peluang untuk mengisi pundi-pundi kekayaan diri sendiri, maka janganlah pernah bermimpi untuk menghadirkan kemakmuran dan kedamaian. Serakah adalah benih terburuk dalam diri. Serakah adalah sahabat baik penderitaan. Untuk menghapus benih serakah, diperlukan komitmen yang konsisten untuk menanam benih-benih kebaikan dalam bentuk nilai-nilai kehidupan yang penuh empati, cinta, dan kepedulian kepada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup orang banyak.

sumber :
- Djajendra
- fetro.files.wordpress.com/2009/02/uang.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar