kotak pencarian

Kamis, 04 Juni 2009

Peranan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Manajemen Perubahan di Sekolah



Kepala Sekolah memegang peranan sentral dalam melakukan proses manajemen perubahan di sekolah. Walaupun dalam pelaksanaanya dapat di delegasikan ke dalam team kerja yang besifat operasional, kepala sekolah merupakan ‘ujung tombak’ dari kelompok kerja tersebut.

Untuk itu, terdapat beberapa atribut personal maupun keterampilan manajerial dalam melakukan proses perubahan tersebut. Yang dimaksud dengan atribut personal meliputi beberapa hal. Pertama, adanya keinginan yang bersifat intrinsik, timbul dari dalam diri sendiri, untuk melakukan perubahan nyata. Tanpa adanya motivasi intrinsik tersebut, proses perubahan akan mengalami kendala dan akan bersifat ’setengah-setengah’. Motivasi intrinsik ini mungkin sulit ’diukur’ namun dapat ’dirasakan’ oleh segenap anggota komunitas sekolah. Pada akhirnya, hal ini akan tampak dari perilaku nyata sehari-hari dimana kepala sekolah memberikan contoh perilaku konkrit ’do the talk’ yang secara nyata dapat dilihat oleh orang lain.

Kedua, adanya keinginan sekaligus keterampilan untuk ’mendengarkan aktif’. Yang dimaksud di sini adalah kemauan untuk menerima berbagai informasi, input, masukan dari para pihak, terkait dengan kinerja sekolah maupun dalam melakukan rencana pengembangan sekolah. Hal ini bagai pedang bermata dua. Di satu sisi kepala sekolah akan mendapatkan informasi yang bermanfaat dari stakholder yang terlibat. Di sisi lain, komitmen stakeholder dalam melakukan perubahan akan terbangun, karena mereka akan merasa menjadi ’bagian’ dari proses perubahan terseebut, karena umpan balik dari mereka ’didengarkan dan ditindaklanjuti’ oleh kepala sekolah sebagai ujung tombak proses tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan keterampilan manajerial dalam melakukan proses perubahan meliputi dua strategi yang dapat diterapkan dalam organisasi sekolah. Pertama, adalah secara struktural, dimana secara organisatoris, kepala sekolah dapat menempatkan staf yang memiliki visi dan keinginan yang disertai keterampilan yang memadai untuk melakukan perubahan menuju tujuan organisasi yang hendak dicapai, di posisi yang strategis sebagai ’agen perubahan’. Tentu saja hal ini harus disertai dengan data dan rasional yang kuat agar tidak timbul rumor bahwa kepala sekolah hanya menunjuk staf yang ’dekat dengannya’.

Hal kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mengelola sumber daya manusia dalam sekolah tersebut untuk diberdayakan dalam proses perubahan agar dapat mencapai tujuan strategis sekolah sebagai organisasi. Untuk ini tentu diperlukan berbagai perangkat penilaian kinerja, ’knowledge management’ serta analisis kebutuhan pengembangan SDM di dalam sekolah tersebut. Selain itu keterampilan dalam melakukan ’coaching’ dan ’mentoring’ akan sangat membantu kepala sekolah dalam melakukan proses manajemen perubahan di sekolah yang dipimpinnya.

Sebagai kesimpulan, dalam melakukan manajemen perubahan, seorang kepala sekolah tidak saja dituntut untuk memiliki atribut personal yang menunjang dirinya untuk dapat melakukan proses perubahan dengan lancar, namun juga memiliki keterampilan mengelola proses perubahan baik dengan pendekatan yang bersifat organisatoris, namun juga keterampilan mengelola sumber daya manusia yang ada pada sekolah tersebut.

lifeinthenhs.files.wordpress.com/2009/03/teac..
raymondsetiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar