kotak pencarian

Sabtu, 18 April 2009

Arti Melayani ...(Renungan)



ARTI MELAYANI
> >
> > Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer
> > dari antara
> > perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria
> > yang Baik Hati.
> > Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak
> > terjadi di gereja, tetapi
> > di sebuah dept. store di Amerika Serikat.
> >
> > Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal
> > dengan sebutan "Bag
> > Lady" (karena segala harta bendanya hanya termuat
> > dalam sebuah tas yang ia
> > jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah
> > dept. store yang mewah
> > sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal.
> > Toko itu dihias dengan
> > indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang
> > baru dan indah.
> >
> > Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini.
> > Bajunya kotor dan penuh
> > lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi
> > berminggu-minggu. Bau
> > badan menyengat hidung.
> >
> > Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya
> > dari belakang. Ia
> > berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu
> > mengusir pengemis ini,
> > sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau
> > membantunya. Wah, tentu pemilik
> > atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada
> > pengemis kotor dan bau
> > mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko
> > itu. Begitu pikir sang
> > hamba Tuhan wanita.
> >
> > Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke
> > bagian-bagian dalam toko itu. Tak
> > ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya.
> > Aneh ya?! Padahal, para
> > pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan
> > jas atau gaun yang
> > mewah dan mahal.
> >
> > Di tengah dept. store itu ada piano besar (grand
> > piano) yang dimainkan
> > seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para
> > penyanyi yang menyanyikan
> > lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di
> > toko itu tidak cocok
> > sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak
> > seperti makhluk aneh di
> > lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady"
> > jalan terus. Sang hamba
> > Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.
> >
> > Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian 'Gaun
> > Wanita'. Ia
> > mendatangi counter paling eksklusif yang memajang
> > gaun-gaun mahal bermerek
> > dengan harga di atas puluhan juta. Baju-baju yang
> > mahal dan mewah! Apa yang
> > dikerjakan pengemis ini?
> >
> > Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu
> > bagi anda?" "Saya ingin
> > mencoba gaun merah muda itu?" Kalau anda ada di
> > posisi sang pelayan itu,
> > bagaimana respon anda? Wah, kalau pengemis ini
> > mencobanya tentu gaun-gaun
> > mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan
> > lain yang melihat mungkin
> > akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai.
> > Apalagi bau badan orang
> > ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun
> > itu. Tetapi mari kita
> > dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.
> > "Berapa ukuran yang anda
> > perlukan?" "Tidak tahu!" "Baiklah, mari saya ukur
> > dulu."
> >
> > Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati
> > pengemis itu, mengukur
> > bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk
> > hidung terhirup ketika ia
> > berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia
> > layani pengemis ini seperti
> > satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi
> > counternya "OK, saya sudah
> > dapatkan nomor yang pas untuk nyonya! Cobalah yang
> > ini!" Ia memberikan gaun
> > itu untuk dicoba di kamar pas. "Ah, yang ini kurang
> > cocok untuk saya. Apakah
> > saya boleh mencoba yang lain?" "Oh, tentu!" Kurang
> > lebih dua jam pelayan ini
> > menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag
> > lady". Apakah pengemis ini
> > akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya?
> > Tentu saja tidak! Gaun
> > seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan
> > kemampuan keuangannya.
> >
> > Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi
> > dengan kepala tegak
> > karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya
> > seorang manusia. Biasanya ia
> > dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan
> > toko yang melayaninya,
> > yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau
> > mendengarkan
> > permintaannya.
> >
> > Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot
> > melayaninya? Bukankah
> > kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan
> > perlu biaya bagi toko itu?
> > Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba
> > itu ke Laundry, dicuci
> > bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau.
> > Pertanyaan ini juga
> > mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa
> > yang terjadi di counter
> > itu.
> >
> > Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan
> > toko itu setelah ia
> > selesai melayani tamu "istimewa"-nya.
> >
> > "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba
> > gaun-gaun indah ini?"
> > "Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat
> > baik!" "Tetapi, anda 'kan
> > tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup
> > membeli gaun-gaun mahal ini?"
> > "Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam
> > posisi untuk menilai
> > atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya
> > adalah untuk melayani dan
> > berbuat baik."
> >
> > Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh
> > keduniawian ini
> > ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah
> > melayani dan berbuat
> > baik, tanpa perlu menghakimi orang lain. Hamba Tuhan
> > ini akhirnya memutuskan
> > untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya
> > dengan thema "Injil
> > Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh
> > banyak orang, dan kemudian
> > diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota
> > itu. Berita itu menggugah
> > banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di
> > toko yang eksklusif ini.
> > Pengemis
> > wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi
> > keuntungan apa-apa,
> > tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya,
> > hasil penjualan toko
> > itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu
> > keuntungan naik 48 %.

pernah saya share kan pada renungan pagi bulan Maret 2009.

- www.geocities.com/dting75/images/washfeet.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar